Monday 1 February 2016

Jakarta

Pemahaman saya tentang Ibu Kota ini cukup absurd.

Banyak yang berpendapat bahwa di Jakarta banyak pendatang dari beragai daerah pelosok Indonesia, sehingga bisa diblang kota yang mewakili Indonesia, tidak juga sih, karena perilaku mereka pasti berubah atau berbeda ketika sudah berada di Jakarta dari Kota asalnya.

Jakarta Kota yang sangat Rumit.
Kota ini menjadikan segala yang berada didalamnya menjadi "besar".
Jumlah peduduknya yang besar menjadikan kehidupan sosialnya, persainganya, pergaulan, kekerabatan dan kesenjanganya juga besar. Mugkin ini juga membetuk paradigma bahwa Jakarta itu kota yang keras.
Tapi lucunya masih banyak yang berbondong-bondong mau datang ke Jakarta, dengan tujuan hendak mencari hidup yang lebih baik, ya bisa juga sih kalau tahan tempaanya Jakarta,
Jakarta ada Kota yang tidak mengenal tuan tidak peduli siapa pun yang tinggal atau singgah, tidak peduli siapa pun yang pimpinanya, siapa pun yang beridiri di Kota ini harus siap dengan tempaan-tempaan yang akan terjadi. Bapak Ahok pernah mengatakan bukan perkara mudah menangani Ibu Kota, mungkin karena salah satunya penduduk Jakarta terlalu banyak maunya, terlalu menuntut banyak dari para Pemimpin, sedikit-sedikit protes, namun ketika disuruh mejalankan perubahan yang benar protes lagi, ampun deh.
Bulum lagi untuk penduduk lainya yang bekerja, persaingan dimana mana, entah persaingan yang kooperatif sampai yang tidak kooperatif, lalu mengeluh gaji tidak sepadan untuk hidup di Jakarta, nasib buruh yang selalu merasa kekurangan karena biaya tinggal di Jakarta sangat besar,
Masih mau datang ke Jakarta?
Yasudah, datanglah dengan mental pantang meneyerah, datanglah ke Jakarta jika memang kuat ditempa, kalau mau ditempa, jika memang punya keinginan kuat untuk mengubah diri, dari sebatang besi mentah menjadi keris yang berharga.
"What doesn't kill you make you stronger"
Jadikanlah diri kita sebagai Rajawali yang mampu menghadapi badai di manapun kita berada.
Selalu tidak ada yang mustahil untuk mengubah keadaan ketika manusianya juga bersedia berubah.





Sumber&Refrensi:
NASIONAL.IS.ME, Pandji Pragiwaksono dan Memimpin Kota Menyentuh Jakarta, Jokowi.